About

Kajian SENSOR

Kajian SENSOR atau kajian senin sore adalah pengajian rutin 2 minguan untuk Pelajar Muslim SMA Negeri 2 Yogyakarta

RISPER

Kharisma Newspaper atau yang lebih sering disebut RISPER adalah sebuah media dakwah tempel yang di pasang di tiap kelas SMA Negeri 2 Yogyakarta

Khawama

Khawama atau Kharisma Wall Magazine adalah buat karya anak-anak Pengurus Kharisma yang digunakan sebagai media pendidikan Islam

Pengajian Idul Adha

Pengajian Idul Adha 1432 H SMA Negeri 2 Yogyakarta

Masjid Ash-Shidiq

Masjid Ash-Shidiq SMA Negeri 2 Yogyakarta

Thursday 9 January 2014

Buku Baru, Semangat Baru




Koleksi buku baru Perpustakaan Kharisma
di Lantai 2 Masjid Ash-Shiddiq
     Mengawali awal tahun dengan kegiatan yang bermanfaat, Divisi MM melaksanakan salah satu prokernya, yakni belanja buku-buku baru untuk menyegarkan koleksi bacaan  Perpustakaan Kharisma di lantai atas Masjid Ash-Shiddiq. Penambahan koleksi buku ini bertujuan untuk menambah minat baca para siswa Smada, khususnya mengenai wawasan agama Islam.
   
     Buku-buku yang menjadi tambahan koleksi Perpustakaan Kharisma ini, pastinya sarat akan ilmu dan wawasan tentang agama Islam. Selain itu, buku-buku yang dibeli kebanyakan ditulis dengan bahasa khas anak muda, sehingga tidak akan membosankan untuk dibaca. Contohnya sepert buku Udah Putusin Aja, dan Yuk Berhijab karya Ustdz Felix Siauw, yang  menarik dari segi tampilan namun tidak meninggalkan isi dan pesan syariat agama.  Ada pula novel islami 99 Cahaya di Langit Eropa dan Berjalan di Atas Cahaya karya Hanum Salsabiella Rais yang mengabarkan pada kita umat muslim, tentang keagungan peradaban muslim masa lalu, yang semakin menggugah keingintahuan kita tentang sejarah umat muslim. Belum lagi buku-buku lain tentang motivasi,novel-novel islami, dsb yang menunggu untuk dibaca. 
   
     Setelah disampul dan diinventarisasi, nantinya buku-buku ini akan segera ditempatkan di lantai 2 Masjid Ash-Shiddiq supaya segera dapat dinikmati oleh seluruh siswa Smada. Untuk siswa siswi Smada yang ingin membaca atau meminjam buku di perpustakaan Kharisma ini, dapat langsung datang ke lantai 2 Masjid Ash-Shiddiq. Khusus untuk yang meminjam, diharuskan mengisi buku peminjaman yang sudah disiapkan.
     
     Dengan konsep dakwah semacam ini, diharapkan pesan-pesan islam akan tertanam dalam diri siswa siswi Smada dan mendatangkan manfaat dan berkah dari Allah SWT. amin
?

Proses penyampulan buku



 





Sunday 10 November 2013

Belajar Memaafkan karena Allah

     


     Assalamualaikum Wr.Wb
     Dalam proses melakukan hubungan muamalah antar sesama manusia (Habluminannas), tiap tiap diantara kita pasti pernah melakukan kesalahan. Baik itu yang sepele sampai yang sekiranya sulit untuk termaafkan. Nah, bagaimana islam memandang persoalan yang satu ini? ketika syariat mengharuskan kita untuk saling memaafkan, namun beberapa kesalahan dari orang lain kita anggap terlalu mustahil untuk diampuni. 

     Banyak orang di luar sana beranggapan, bahwa memaafkan dan mengalah kepada orang lain yang menyakiti hati kita, hanya akan merendahkan harga diri dan martabat kita. Atau, sulit memaafkan terjadi ketika rasa gengsi telah menguasai diri kita, dan kita malah sibuk untuk memposisikan diri kita sebagai pihak yang salah atau benar dalam suatu permasalahan.. 

Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 22

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُ

مْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." 

     Memaafkan dan meminta maaf, pada hakikatnya tidak terletak pada posisi mana kita berada, di pihak yang salah atau benar. Kebesaran jiwa kita untuk lebih dulu meminta maaf jika salah, atau memaafkan pihak lain yang telah menyakiti hati kita, justru akan menunjukkan kualitas diri kita sebagai umat muslim.
     Al-Quran memang menetapkan, bahwa seseorang yang diperlakukan secara zalim diizinkan untuk membela diri tapi bukan didasarkan balas dendam. Pembelaan diri dilakukan dengan penuh simpati seraya menunjukan perangai yang luhur, bersabar, memaafkan dan toleran.
    

     Marilah kita lihat bagaimana mulianya hati Rasulullah SAW. saat peristiwa pembebasan kota Mekkah (Fathul Makkah).  Dihadapan orang-orang yang selama ini gigih memusuhinya, Rasulullah berkata : "Wahai orang-orang Quraisy. Menurut pendapat kamu sekalian apa kira-kira yang akan aku perbuat terhadapmu sekarang? Jawab mereka: "Yang baik-baik. Saudara kami yang pemurah. Sepupu kami yang pemurah." Mendengar jawaban itu Nabi kemudian berkata: "Pergilah kamu semua, sekarang kamu sudah bebas." Begitu luruh jiwa Nabi, karena dengan ucapan itu kepada kaum Quraisy dan kepada seluruh penduduk Makkah, beliau telah memberikan amnesty (ampunan) umum. Padahal saat itu nyata mereka tergantung hanya di ujung bibirnya dan kepada wewenangnya atas ribuan bala tentara Muslim yang bersenjata lengkap yang ada bersamanya. Mereka dapat mengikis habis penduduk Makkah dalam sekejap hanya tinggal menurut perintah dari Nabi.

     Dengan pengampunan dan pemberi maaf itu, jiwa Nabi telah melampaui kebesaran yang dimilikinya, melampaui rasa dengki dan dendam di hati, menunjukkan bahwa beliau bukanlah manusia yang mengenal permusuhan, atau yang akan membangkitkan permusuhan di kalangan umat manusia. Beliau bukan seorang tiran, yang mau menunjukkan sebagai orang yang berkuasa. Padahal Nabi mengenal betul, kejahatan orang-orang yang diampuninya itu. Siapa-siapa di antara mereka yang berkomplot untuk membunuhnya, yang telah menganiayanya dan menganiaya para pengikutnya. Mereka melemparinya dengan kotoran bahkan dengan batu saat mengajak manusia ke jalan Allah. Begitu pemaafnya Rasulullah sekalipun itu kepada orang yang selalu menebar permusuhan, meneror dan mengancam keselamatannya. 

    Dari kisah diatas, dapat kita ambil suri tauladan Rasulullah SAW yang dengan kebesaran hatinya telah meluluhkan hati para musuhnya dengan tanpa menumpahkan darah. Ini membuktikan, tak selamanya memaafkan dan memberi maaf itu merendahkan harga diri kita. Karena itu, memaafkan dan meminta maaf itu berkaitan degan keikhlasan jiwa seseorang. Seseorang yang berhati ikhlas, dan pemaaf, jarang menemukan banyak duri dalam hidupnya, karena Allah senantiasa memberi banyak kelapangan dalam segala urusan hidupnya. Allah berfirman dalam Surat Asy-Syura ayat 40 
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya adalah di sisi Allah.” 
     
     Dengan memaafkan, berarti kita telah mampu menahan rasa amarah, dan terbebas dari sifat iri dan dengki di hati. Beban di hati pun telah hilang dengan sendirinya, karena percaya bahwa masih ada kekuatan yang maha dahsyat dari Dzat Pemilik Segala yang Hidup, yakni Allah Azza wa Jalla
     Memang tidak mudah untuk menjadikan diri seorang yang pemaaf. Namun dengan belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari, bukan mustahil kepribadian itu akan terbentuk. 
dari tulisan diatas, dapat kita tarik kesimpulan
"Meminta maaf dan memaafkan tidak terikat dengan dalam posisi mana kita berada. Namun dengan terlebih dahulu meminta maaf atau memaafkan orang lain, disitulah letak keluhuran dan kebesaran hati seorang muslim"


Monday 4 November 2013

Ketika Musibah Mendera Jiwa

     


 Manusia memang dilahirkan dengan beragam masalah. Itu sudah fitrah dari Sang Pencipta. Yang terpenting adalah, jangan bertanya "kenapa masalah selalu menghampiriku", tapi bertanyalah "bagaimana caraku menyelesaikan masalah ini". Itulah rumus hidup yang harus dipegang setiap muslim.       Meskipun manusia memang dilahirkan dengan beragam cobaan dan rumitnya realita kehidupan, Allah telah menciptakan kita dengan kesempurnaan fisik dan akalAllah Ta’ala berfirman:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitis mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), atas sebab itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (Surah al-Insaan, 76: 2)

      
      Demikian adanya Allah pun telah memberitahu kita bahwa Dia akan menguji setiap Hamba-Nya dengan lapar,haus, sakit, bahkan kemiskinan. Bahkan, bukan hal yang mustahil bagi untuk menguji kita dengan kemewahan dan nikmat yang diberikan-Nya. 

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan benar-benar akan Kami berikan ujian kepada kamu semua dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Iaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat selawat (keselamatan) yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Surah al-Baqarah, 2: 155-157)
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ
“Harta-benda dan anak-anak kamu adalah ujian dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sedaya upaya kamu, dan dengarlah, serta taatlah, dan berinfaq-lah dengan infaq yang baik untuk dirimu.” (Surah at-Taghaabun, 64 : 15-16)

     So, buat apa lagi menyesali segala macam musibah yang datang dari Allah? Kuncinya adalah selalu berhusnudzan sama Allah. dengan demikian, Insyaallah, kita akan selalu bersabar dengan segala cobaan-Nya. 
    Lagi pula, kalau kita ambil sisi positifnya, musibah dan cobaan dari Allah itu akan membuat setiap manusia semakin kreatif dalam menjalani hidup. Coba kalau kita dilahirkan tanpa ujian dan cobaan? Manusia pasti akan bermalas-malasan dan tidak lagi bersemangat dalam mengarungi kehidupan ini. 
Jadi, tetap jalani kehidupan ini dengan semangat atas dasar cinta pada Allah. Karena dibalik sebuah cobaan, akan terselip sejuta hikmah yang dapat kita petik



Saturday 9 June 2012

Mengingat Allah

Allah lah yang membuat kita mampu tersenyum walau dalam keadaan menangis.
Tempat bertahan ketika kita hendak menyerah.
Tempat berdoa ketika hilang tempat mengadu dan ketika semua orang menjauh.
Tempat untuk kembali bangkit sekalipun hati kita telah hancur berkali-kali.
Tempat untuk tetap mengerti ketika tak ada satupun terlihat memberi arti.

Segala sesuatu menjadi mungkin karena Allah lebih memahami kita melebihi diri kita

Ketika wajah penat memikirkan dunia, maka berwudhulah.
Ketika pundak tak kuasa memikul amanah maka bersujudlah.
Ikhlaskannya agar semuanya tunduk, disaat yang lain angkuh,
agar tangguh disaat yang lain runtuh,
agar tegar disaat yang lain terlempar,
dan ingat hanya Allah lah tempat kita untuk bergantung.

Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir.

"Ingatlah, dengan mengingat Allah dapat menentramkan hati" (Ar-Ra'd : 28)

Saturday 5 May 2012

Kajian SENSOR

SENSOR | "Keajaiban Sholat" | Ust. M. Afis Sabirin | Senin, 7 Mei 2012 | 13.30-selesai | @ Masjid Ash Shiddiq | FREE!!

Tuesday 24 April 2012

Sudah Bosan Hidup?

Pertanyaan seperti diatas sebenarnya telah lama terungkap di dunia ini. Jauh sebelum islam datang, Bangsa Arab telah melukiskan dalam bahasa syairnya. Tak dipungkiri permasalahan orang dahulu itu karena menganut sistem “Raja Hutan”. Siapa yang berkuasa itulah yang menang. Tak mau disaingi cukup menaklukkan lawan. Entah itu membunuh personnya langsung atau perang antar-suku. Tetapi ini hanya bebicara metode saja, ekesistensi tetap sama, “the power is win”. Hanya esiensi yang berbeda jika dibandingkan jaman kini. Maka muncullah penyair-penyair mencoba menuangkan segala gundah hatinya atas ketidak-adilan. Kalo soal keadilan, kita bicara politik dulu sekarang. Coba liat aja deh, yang menang politik itu siapa? Pemimpin partai, anggota DPR atau sekaliber Menteri, bagaimana? Sampai-sampai lagu negara aja diplesetkan, “membela yang bayar…” Namun pertanyaan selanjutunya, “Kenapa??”

Sebelum menjawab, kita tengok dulu salah satu Syair(1) yang mencoba mengungkapkan betapa bosannya ia dengan senda gurau dunia,
“Aku sudah bosan dengan permasalahan hidup dan segala kehidupannya.
Delapan puluh tahun, semoga bapakmu sudah meninggal”.
Senada lahirnya istilah, “itu lagi itu lagi”. Partai boleh berganti, tapi muka tetap sama! Terjadi khan. Betapa banyak hari ini muncul partai baru, muka sama, hanya berganti nama saja.Yuk agak nyambung kalo kita kemakanan aja, coba makan daging ayam tiap hari, kalau gitu-itu aja terus pasti akan bosan juga.
Makanya cara mengatasi paling ampuh, adalah bagaimana mengubah menu makan agar bervariasi. Kemarin makan nasi, hari ini roti dan sekali-kali besok jangan makan, gimana? Puasa-lah. Kedua, disini juga ditekankan, air diam itu cepat terkontaminasi. maksudnya dalam hidup sesekali harus keluar dari zona kenyamanan, lingkungan rutinitas seharian. Buat warna dan tantangan dalam hidup anda. Jangan tingggal diam. Itulah sebabnya dalam tingkatan dien; setelah berilmu , beramal selanjutnya berdakwah dan bersabar dengannya. Bagaimana agar tidak hanya mengecap iman untuk konsumsi pribadi. Tetapi men-deliveri-kan juga kepada orang lain.

Kemudian, bijaknya kita harus bersyukur. Kalau tiap hari dapat masalah berbeda. Jangankan soal problematika hidup, persoalan makan-memakan aja kita cepat bosan. Ya bersyukur kalau dapat masalah, artinya Allah masih memberi kita kehidupan untuk menyelesaikan masalah. Menguji kita untuk bisa lebih dikatakan, “Orang-orang beriman”. Konon salah satu perusahaan di Amerika justru menerapkan “manajemen konflik”. Bagaimana? Di dalam perusahaan sengaja dimasukkan orang yang dianggap bisa bermasalah. Bisa membuat masalah. Entah itu antar karyawan atau dengan leader-nya sendiri. Mereka sengaja membuat konflik dan permasalahan. Untuk apa? Agar para karyawan khusunya kepala-kepala divisi bisa lebih dewasa menghadapi tantangan kedepannya. Seru khan?

Bahkan hal yang pertama kali dicari orang dalam menyusun karya tulis ilmiah maupun program kerja organisasi adalah mencari masalah! Terus bagaimana jika masalahnya tak berhenti?
Itulah masalah kalau masalahnya berhenti. Syair diatas melanjutkan, cukuplah umurmu paling lama 80 tahun. Artinya hidup di dunia ini paling singkat. Jangan berharap terlalu lama kalau tidak juga bermanfaat. Kata lirik nasyid, “Walaupun hidup seribu tahun kalau tidak shalat, apa gunanya”. Tidak usah meminta dipanjangkan umurnya agar masih bisa memperbanyak kekayaan dan jabatan. Itu hanya menambah masalah saja. Kita memang tidak disuruh meminta masalah, tapi juga jangan menambahnya. Yang diminta adalah umur yang untuk lebih medekatkan diri kepada Allah. Umur sejatinya seperti perkataan(2) “Wahai anak Adam, sejatinya dirimu hanyalah potongan-potongan hari. Jika berlalu satu hari hari. Maka lenyap pulalah sebagian dari dirimu”. Singkat tetapi begitu bermakna.betul-betul digunakan dalam ketaatan. Jika tak bisa menjadi matahari, cukuplah lilin. Sebentar tapi bermakna. Perlu diingat, begitu singkatnyalah jangan lupa kalau dipaksakan berlama-lama, lilin justru memusnahkan diri sendiri. Karena lentera, semakin lama menyala, redup minyaknya semakin lama berkurang pula jatah hidupnya.

Di dunia ini hanya ada dua, kebenaran dan kebatilan. Kebatilan itu satu. Kebenaran juga satu. Dan tidak akan mungkin bersatu until doomsday. Tujuan kita hanya Surga atau Neraka. Tidak ada diantara keduanya. Ketika abjad B bersingkat “Born” berarti lahir. Dan Huruf D diartikan “Dead”, mati. Maka diantaranya hanyalah C “Choise”. Hidup adalah pilihan. Antara Surga dan Neraka itulah pilihan. Anda mau sedih atau gembira. Mau gagal atau sukses. Pilih dosa or maksiat. Begitu banyak hidup memberikan pilihan. Bagaimanapun kitalah yang memilih. Dan Allah yang menetapkan atas pilihan. Mungkin anda memilih A, tapi justru B yang terpilih. Ingatlah, boleh jadi menurut kita baik, bagi Allah itu tidak baik. Dia lebih mengetahui kebutuhan dari sekedar keinginan kita.

So pastinya anda harus tetap memilih. Tapi apa yang Allah pilihkan dan ditetapkan itulah yang terbaik.
Apakah anda akan tetap bosan dengan hidup ini atau segera mengakhirinya sama sekali? Tak mampu lagi menahan cobaan terpaan hidup? Mengakhiri adalah solusi terbaik?
Jangan berhenti sebelum anda mengambil keputusan!
#Berlanjut kecatatan(3) syair berikutnya#.
Makassar, 17/12/11
by : Muhammd Scilta Riska
_______________________________________________________
(1) Harma ibnu Sinan dan Harits ibnu ‘Auf
(2) Hasan al-Bashri
(3) Tulisan ini sebenarnya implementasi untuk membuat rangkuman catatan setiap pekan apa yang telah kami pelajari dari mata kuliah “Adab” dalam Sastra Arab jaman dulu hingga kini. Dan akan berlanjut hingga beberapa drama. Mencoba mengejawantahkan dengan ilustrasi fenomena terkini. Karena dasarnya yang berubah hanyalah jaman saja, eksistetnsi manusianya tetap sama. Semisal sifat sombong, dari jaman Nabi Adam, Adam Smith, Adam Jordan dan Adam Malik-pun tetap ada dan sama. Hanya cara mereka besikap sombong berbeda.

Mempelajari sejarah masa lalu, berarti kita sedang mempersiapakan masa depan. Betapa indahnya kefasihan bahasa Arab dahulu sebelum masuknya islam. Sehingga islam datang tidak hanya karena bahasa al-Qur’an tak tertandingi, tetapi juga memperbaiki sastra akhlak dan manusia seutuhnya. Karena sejatinya orang jahiliyah dulu tetap mengakui Allah sebagai Tuhan pencipta Alam semesta. Hanya karena tidak bertauhid, yang berhak disembah hanyalah Allah semata. Kita tak menginginkan “so far so bad”, tetapi berusaha “Kaizen” terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Sejalan dengan pesan Rasulullah, “Muslim yang bijak dan beruntung adalah apabila hari ini ia lebih baik dari kemarin”. Keimanan memang boleh berkurang tetapi amal kebaikan harus tetap bertambah. Sungguh kewajiban itu banyak sekali, sementara waktu yang tersedia terbatas. Kenapa kita musti bersenda gurau akan dunia dan kehidupannya. 

Sumber: http://www.rumahrohis.com/2012/02/sudah-bosan-hidup.html

Sunday 1 April 2012

Jangan Pernah Takut Tak Dapat Rizki

Assalamu’alaikum…

Diceritakan tentang kisah Rasulullah Saw., mengenai seekor ulat yang hidup didasar laut atas rizki Allah. Ketika itu, Rasulullah sedang mengadakan acara walimatul ‘ursy dengan seorang wanita sebagai istrinya. Saat para sahabat yang diundang menyaksikan makanan yang dijamukan Rasulullah, mereka membincangkan darimana Rasulullah menghidupi istri-istri beliau. Maklum saja jamuan walimahnya saja begitu sederhana.

Usai shalat berjamaah, Rasulullah lalu bercerita mengenai masalah rizki kepada para sahabatnya yang diundang itu. “Ini kisah yang disampaikan oleh malaikat Jibril, boleh aku bercerita?” tanya Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam. Para sahabat pun langsung mengiyakan dengan penuh antusias untuk mendengarkan. Lalu, berceritalah Nabi Muhammad tentang Nabi Sulaiman yang sedang shalat di tepi pantai. Nabi Sulaiman melihat seekor semut berjalan di atas air sambil membawa daun hijau seraya memanggil katak. Kemudian, muncullah sang katak lalu menggendong semut dan membawanya menuju ke dasar laut. Apa yang terjadi di dasar laut? semut menceritakan bahwa di dasar laut itu berdiam seekor ulat yang soal rizkinya telah dipasrahkan kepada semut itu. “Sehari dua kali aku diantar malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat”. Kata semut.

“Siapa malaikat itu?” tanya Nabi Sulaiman.
“Ya yang menjelma menjadi katak itu,” Jawab Semut.

Setiap usai menerima kiriman daun hijau dan memakannya, si ulat mengucapkan syukur kepada Allah. “Maha Besar Allah yang menakdirkan aku hidup di dalam laut,” kata ulat. Di akhir ceritanya, Rasulullahshalallahu ‘alahi wa sallam, lalu berkata, “Jika ulat yang tinggal di dasar laut saja Allah masih tetap memberinya makan, apakah Allah tega menelantarkan umat Muhammad soal rizki dan rahmat-Nya?” tandas Rasulullah. Mari kita tengok Firman Allah yang artinya sebagai berikut:

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Qs. at-Thalaq: 2-3)

Berdasarkan kisah di atas dan Firman Allah di atas, tentunya kita tidak perlu takut dan bersedih ketika belum mendapatkan rizki. Tancapkan dalam hati bahwa tak mungkin Allah akan membiarkan hamba-Nya mati kelaparan, Allah pasti dan senantiasa memberi rizki kepada hamba-Nya. Kita hanya butuh usaha, berdoa dan kita pasrahkan hasilnya kepada Allah. Allah Maha Kaya, Maha Pemberi Nikmat dan Maha Segalanya. Tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak.

Source : http://almakmun83.wordpress.com/